GUBERNUR ANIS BASWEDAN MENDORONG MASYARAKAT BERKOLABORASI UNTUK MENGOLAH SAMPAH MEWUJUDKAN JAKARTA LEBIH BERSIH DAN SEHAT.

0

Jakarta, Januari , Komunitas Eco Enzyme Nusantara Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) Minggu 23 Januari 2022, berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengajak warga merawat lingkungan dengan Eco Enzyme (EE) untuk mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.

Berbicara tentang EE, Sura Republik News untuk kesekian kalinya mempublikasi Kegiatan dari komunitas EE. Termasuk yang hari ini di Taman Menteng Jakarta Pusat.

 

Eco-enzyme merupakan hasil olahan sampah mudah terurai yang difermentasi dengan menggunakan gula. Sampah mudah terurai yang diolah adalah yang berupa ampas buah dan sayuran. Pada dasarnya, EE mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dengan menggunakan sampah buah atau sayuran.  Manfaat dari Eco Enzyme juga sangat banyak, Seperti untuk menuci piring, menjadi hand sanitizer, mengobati luka bakar dan masih banyak lainnya.

 

Gubernus Anis mengatakan, Pemprov DKI terus berupaya dalam mengatasi persoalan sampah melalui berbagai program. Selain membangun Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA), Pemprov DKI juga mengajak peran serta masyarakat untuk mengatasi persoalan sampah melalui program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) Persampahan ujarnya. Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, hingga 9 November 2021, sebanyak 176 bantuan dengan nilai Rp 2,02 miliar dari 15 kolaborator dengan dua kolaborator berkomitmen direalisasikan KSBB Persampahan. Adapun rincian jumlah bantuan untuk bank sampah ada 72, bantuan RW mencapai 98, dua bantuan terkait maggot dan empat bantuan terkait pengelolaan limbah minyak jelantah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan, selama ini Pemprov DKI telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengatasi persoalan sampah di ibu kota yang mencapai kisaran 7.500 ton per hari. Baik sampah organik maupun , sampah anorganik kisaran 7.500 ton per hari masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Di sisi lain kata dia dalam keterangannya ,bahwa TPST Bantar Gebang sudah berusia lebih dari 30 tahun sehingga kapasitasnya semakin terbatas. Oleh sebab itu, kolaborasi ini dapat menjadi solusi mengurangi volume sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang.

Asep mengatakan Pemprov DKI Jakarta terus menggalakkan gerakan Jakarta Sadar Sampah untuk mendorong kesadaran dan gerakan bersama, misalnya mulai memilah sampah dari rumah tangga atau sumbernya. Penyelesaian persoalan sampah ini dilakukan melalui sebuah gerakan yang menciptakan kepedulian dan tanggung jawab bersama dalam mengelola sampah.Karena memang persoalan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab bersama. Seperti acara hari ini ( Minggu 23/1/’22-red)kolaborasi Pemerintah Provinsi DKI dan Komunitas Eco Enzyme Nusantara menjadi salah satu langkah dalam mengatasi persoalan sampah,” kata Asep dalam acara Merawat Lingkungan dengan Eco Enzyme untuk Jakarta yang Lebih Sehat dan Bersih di Taman Menteng Jakarta Pusat. Asep Kuswanto menilai, pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme menjadi salah satu solusi permasalahan saat ini. “Kami optimis lanjut dia, ini (pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme) menjadi salah satu solusi sampah di kota-kota besar, termasuk di Jakarta

 

Sementara itu, produk eco enzyme juga sudah memiliki pasar karena memiliki banyak manfaat. Selama ini, jenis sampah anorganik lebih banyak dicari karena memiliki nilai tambah dibandingkan sampah organik. “Dengan mengolah menjadi produk yang bernilai, tentu akan mendorong semua pihak untuk mengolah sampah organik, seperti kompos, maggot, serta eco enzyme,” ujar Asep. Dia menambahkan bahwa Pemprov DKI giat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga untuk memilah sampah dari rumah. “Masyarakat perlu pilah sampahnya dari rumah sehingga ada gerakan bersama antara pemerintah, warga, dan komunitas dalam mengelola sampah.

Komunitas Eco Enzyme Nusantara dapat mengolah sampah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai, ini sangat luar biasa.”

Disisi lain Wakil Ketua Umum II Eco Enzyme Nusantara Paul L. Iskandar mengatakan bahwa pembuatan eco enzyme relatif mudah dan murah sehingga bisa diaplikasikan semua orang. “Membuat eco enzyme cukup 5 menit, mencampurkan gula atau molase, dan air. Kemudian fermentasi selama 3 bulan, tidak boleh terkena udara terbuka. Ini mudah dan murah,” tutup Paul.( Ring-o)

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *